FIAT JUSTICIA ET PEREAT MUNDUS

12 Juli 2008

antara merapi dan salak pondoh....


Halo, semua....!! Apa kabar?? Senang rasanya bisa nge-blog lagi setelah beberapa hari mendekam di Panti Rapih karena masalah lever. Semoga posting ini membantu anda menghapus kerinduan anda terhadap saya.

Mengobati kesedihan, kekecewaan, dan kekesalan karena rencana pulang tanggal 1 Juli ke jakarta tercinta berantakan gara-gara harus "mendekam" di Panti Rapih 8 hari lamanya, saya langsung nyepi ke rumah keluarga besar di daerah Turi, Sleman. Tenyata saya datang di saat yang tepat karena saat ini sedang masa awal panen salak. Maaaannnnnntaaaaabbbhhhhhh.......!!!

Selama di Turi saya tinggal di dusun Ponosaran Lor, desa Girikerto, kecamatan Turi. Mayoritas penduduk di Turi bermata pencaharian sebagai petani dan mayoritas dari mereka adalah petani salak terutama salak pondoh. Di desa yang berhawa sejuk karena mendapat tiupan angin gunung dari gunung Merapi yang menjulang tinggi dan kokoh di sebelah utara. Tentunya menambah damai suasana.

Gunung Merapi yang kokoh seakan menjadi hadiah dari Tuhan bagi masyarakat Turi. Tanahnya yang subur khas tanah vulkanik menumbuhkan tanaman apa saja yang ditanam tidak terkecuali salak pondoh yang terkenal kelezatannya. Air yang melimpah menjadi anugerah Tuhan yang lain yang patut disyukuri. Dengan air yang melimpah dan tanah yang subur itulah masyarakat yang tinggal di sana bagai mendapat modal yang cukup untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Salak pondoh yang tumbuh sangat subur ternyata penyebarannya sangat luas. Berdasar hasil penjelajahan saya, salak pondoh ternyata tumbuh hingga di punggung gunung. Suatu berkah yang sangat patut disyukuri.

Kalau begitu, apa hubungannya gunung merapi dengan salak pondoh? Gunung Merapi diciptakan oleh Tuhan sebagai berkah bagi rakyat desa, menyediakan tanah, air, dan debunya yang subur sebagai tempat tumbuh salak pondoh. Ini karena salak pondoh hanya dapat tumbuh di tempat beriklim sejuk dan subur.

Namun sayang wajah muram sedang menaungi para petani salak karena harga si buah berkulit sisik ini turun. Harga 1 kg salak pondoh dipatok dikisaran Rp 4000-4500. Suatu hal yang wajar mengingat pasokan salak pondoh sedang melimpah menyebabkan harga turun. Begitu kata hukum ekonomi.

Warga desa patut mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada mereka. Gunung Merapi-lah yang menyebarkan, membagi dan menjembatani nikmat Tuhan tersebut. Air yang melimpah, tanah yang subur, dan hawa yang sejuk menjadikan salak pondoh tumbuh subur di sana. Subhanallah...... Allahu Akbar.....

Tidak ada komentar: